Goa Gajah dibangun pada abad ke-11 Masehi , pada saat Raja Sri Astasura
Ratna Bumi Banten berkuasa. Goa ini dijadikan sebagai tempat pertapaan,
yang dibuktikan dengan adanya ceruk-ceruk di dalam goa. Selain itu di
sekitar goa juga terdapat kolam pertitaan dengan tujuh patung
widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci. Total patung ada
tujuh, tetapi ketika saya kesana jumlahnya tinggal enam saja, satu
patung menurut petugas dipindahkan ke lokasi lain, akibat gempa beberapa
tahun yang lalu. Enam patung ini merupakan symbol dari tujuh sungai
suci di India, yang merupakan tempat kelahiran agama Hindu dan Budha.
Pura ini memiliki banyak peninggalan purbakala. Karena itu pura ini
banyak dikunjungi oleh para wisatawan asing maupun domestik. Pura ini
dapat dibagi menjadi tiga bagian. Ada bangunan-bangunan suci Hindu yang
amat tua sekitar abad ke-10 Masehi.
Ada bangunan suci Hindu berupa pelinggih-pelinggih yang dibangun
setelah abad tersebut. Sedangkan yang ketiga ada bangunan peninggalan
agama Buddha yang diperkirakan oleh para ahli sudah ada sekitar abad
ke-8 Masehi sezaman dengan Candi Borobudur di Jawa Tengah.
Di ceruk bagian timur goa terdapat tiga Lingga besar berjejer di atas
satu lapik, sedangkan di bagian baratnya terdapat arca Ganesa di goa
berbentuk T. Jadinya di bagian hulu atau keluwan goa ada tiga Lingga
simbol Siwa atau Sang Hyang Tri Purusa. Sedangkan di bagian teben adalah
arca Ganesa yaitu putra Siwa dalam sistem pantheon Hindu. Karena adanya
arca Ganesa inilah menurut Miguel Covarrubias goa ini bernama Goa
Gajah.
Fungsi Dewa Ganesa dalam sistem pemujaan Hindu adalah sebagai
Wighna-ghna Dewa dan sebagai Dewa Winayaka. Wighna artinya halangan atau
tantangan. Pemujaan Tuhan sebagai Dewa Ganesa adalah pemujaan untuk
mendapatkan tuntunan spiritual agar memiliki ketahanan diri dalam
menghadapi berbagai halangan atau tantangan hidup. Ganesa dipuja sebagai
Dewa Winayaka adalah untuk mendapatkan tuntunan Tuhan dalam
mengembangkan hidup yang bijaksana. Kemampuan menghadapi tantangan dan
mengembangkan kebijaksanaan ini sebagai langkah awal untuk meraih hidup
yang damai dan sejahtera di bumi ini.
Di depan goa terdapat arca Pancuran dalam sebuah kolam permandian
sakral yang karena zaman tertimbun tanah. Saat Kriygsman menjabat kepala
kantor PUrbakala di Bali, maka tahun 1954 permandian itu digali. Di
permandian itu terdapat arca Widyadara dan Widyadhari. Arca pancuran ini
ada enam buah. Tiga berjejer di bagian utara dan tiga di bagian
selatan. Arca bidadari ini diletakkan di atas lapik teratai atau padma.
Padma adalah simbol alam semesta stana Hyang Widhi.
Reference :
BeritaBali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar